
Pada kesempatan ini, kembali saya posting tentang "sesuatu" yang lagi-lagi terinspirasi dari form komentar. Memang manfaat form komentar ini cukup besar bagi kelangsungan update posting Iskaruji dot com. Dan kali ini terinspirasi dari Komentar Sobat Citro Mduro di artikel "MyWorldWords | Buku Kisah Cinta Embun Pagi dan Tuhan"
Memang, buku yang diterbitkan oleh sobat blogger MyWorldWords ini bisa membuka mata kita. Blog yang tidak memikirkan tehnik penulisan SEO dan segala macamnya,ternyata juga bisa menghasilkan sesuatu. Terlihat sekali kalo keasyikan menulislah yang membuatnya demikian. Lalu apa hubungannya dengan judul "Antara Singkong Dengan SEO Google?"
Saya jadi teringat Mbah Kakung saya waktu masih kecil dulu di kampung. Setiap pagi sering ikut beliau ke ladang singkongnya. Menyemprotkan hama ataupun membersihkan gulma sekitar tanaman singkong tersebut. Dari semua aktifitas Mbah kakung ini, satu yang mendapat perhatian saya. Setiap pagi beliau selalu mencabut satu batang singkong, mengambil ubinya, mengupas kulitnya dan memakan singkong tersebut. Melihat ekspresi mukanya sangat terlihat bahwa rasanya enak sekali. Tapi, setiap kali Mbah kakung memberikan kepada saya, saya menolak karena tidak suka. Untungnya Mbah Kakung pengertian. Setelah sampai dirumah, singkong tadi direbus dan diolah lagi hingga jadi Cemplon. Paling enak disantap saat panas. Gula merah yang ada didalam terasa meleleh di lidah...ehmm.. Yummy! Alah...hubungannya dengan SEO apa?
Konten blog kita itu tidak ubahnya dengan singkong tadi. Setiap hari kita update blog, bahkan bisa dilakukan via sms. Menulis apa yang ada dihati dan pikiran tanpa terganggu dengan urusan optimasi google (SEO Google) dengan seabrek aturan mainnya. Saya sudah merasakan asyiknya di blog Bilik Iskaruji ataupun Blogging on Mobile. Blog MyWorldWords tetap eksis hingga sekarang, bahkan menghasilkan sebuah buku tanpa ngurusin SEO. Mbah Kakung saya juga tetap sehat hingga rentahnya karena makan singkong mentah ini. Pertanyaannya, apakah kita memang suka makan singkong mentah ala Mbah Kakungku ini?
Personally, saya tidak suka. Makanya saya belajar mengolah singkong hingga menjadi berbagai macam makanan seperti Timus, Tape, Cemplon, Alen-alen, Gethu, Tiwul dan lain-lain. Memang singkong sih, tapi dijamin rasanya beda dengan yang baru dicabut dari tanah dan dimakan mentah-mentah. Setidaknya itu tidak enak dilidah saya. Selain itu saya juga ingat ocehan Pak Ustadz waktu di Ibtidaiyah dulu. "Carilah ilmu sampai di negeri cina". Pas sampai di Cina saya ketemu sempoa. Akhirnya belajar sempoa. Nah ini gak perlu ke Cina. Dari bangun tidur buka laptop ketemu blogspot. Akhirnya belajar ngeblog dan ketemu "ilmu cara bikin singkong menjadi gethuk". Entah dilidah sobat, kalo dilidah saya, gethuk terasa lebih enak dibandingkan singkong mentah.
Hal lucu tentang singkong
Terus terang, walaupun saya tidak suka singkong mentah seperti yang dimakan oleh Mbah Kakung, saya tidak pernah melarang, membenci, menghardik, menghujat dan sebagainya karena ulah Mbah kakung makan singkong mentah ini. Pun juga Mbah kakung tidak pernah menganjurkan apalagi memaksa saya untuk makan singkong mentah. Bahkan ia sendiri bikin cemploan untuk saya karena itu kesukaan saya.
Tapi yang sering terjadi dalam dunia blogging justru sebaliknya. Saya sering mendengar sobat blogger mengeluh seperti ini, Dari sini saya tahu kalo sobat ini sama sekali gak suka singkong mentah. Anehnya dia gak pernah mau belajar tuk bikin singkong tersebut jadi makanan yang lebih enak biar gak muntah. Bahkan ada komenatar seperti ini; Padahal nyata-nyata masuk ke Blog Iskaruji dot com lewat Keyword "Cara bikin singkong menjadi Gethuk" [Baca: Cara Meningkatkan Trafik Blog dari Search Engine]. Ketahuan kalo lagi usaha nyari cara mengolah singkong jadi gethhuk. Khan gak mungkin ketik "Bintang SS Vicky Vette" lalu nyasar ke pengolahan singkong?
Sekarang kembali ke pribadi kita masing-masing. Tanyakan kepada diri kita, benarkah kita suka singkong mentah? Jika iya, maka jangan ngurusin orang yang suka makan cemplon. Apa tidak lebih baik ngurusin pupuk dan merawat singkongnya agar jadi jenis singkong unggulan sepertiBuku Kisah Cinta Embun Pagi dan Tuhan. Pun juga yang suka makan cemplon, jangan habiskan waktu yang singkat di dunia ini hanya untuk ngurusin orang makan singkong mentah. Mending ngurusin gimana bikin singkong tersebut jadi makanan varian baru yang belum pernah ada. Apa gak liat ada orang punya blog tapi gak pernah ngeblog. Tipa hari blognya update otomatis karena terlalu pintar mengolah singkong tadi menjadi "sesuatu" [Baca: Wanareja atau Jevuska]. Dengan begitu fungsi otak yang dianugerahkan Tuhan dikepala kita tidak terasa sia-sia.
Akhirnya, artikel tentang singkong dan SEO Google ini hanya bisa dipahami oleh sebagian kita yang bisa mengambil faedah dan manfaat dari sesuatu. Dan semoga kita termasuk didalamnya.
Keep on learning and happy blogging!

0 komentar:
Posting Komentar